Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MERAYAKAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

MERAYAKAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

mojok.edu.eu.org – Banyak sekali perdebatan kelasik yang selalu di bahas dari tahun ketahun mari kita bahas bagaimana Fenomena bulan Rabi'ul Awwal yaitu hadirnya  dua kelompok :


1. Demo (mengajak)
 anti perayaan maulid karena tidak ada dalil yang memerintahkan (mereka mengaku hanya menggunakan akal).

2. Mengajak perayaan maulid.
Padahal perayaan merupakan keadaan yang disebabkan cinta, yaitu masalah hati yang tidak terikat kaidah-kaidah ilmu dan dalil.

Meskipun secara kenyataannya kita bahagia dengan perayaan atas dasar akal, hati dan ruhani.

Kenapa kita tetap merayakan meskipun tidak ada dalil yang memerintahkan untuk itu?

 Rasulullah ﷺ terbiasa untuk tidak mengambil hak Beliau. Misalnya; Beliau melarang para shahabat untuk berdiri saat Beliau masuk ke mereka, padahal Beliau sendiri memerintahkan para shahabat untuk berdiri menyambut kedatangan pemuka mereka.
Jadi seandainya ada larangan merayakan maulid; maka para ulama akan menganggap bahwa Rasulullah sedang tidak ingin mengambil hak Beliau. 

Rasulullah ﷺ memang tidak mau memperbanyak perintah (instruksi) agar umat Beliau lapang dan bebas bertindak.
 
 Para shahabat radhiyallahu 'anhum tidak menerapkan yang diperintahkan Rasulullah ﷺ, tapi mereka tetap menunaikan hak Rasulullah, misalnya:

- Sayyiduna Hassan bin Tsabit tetap berdiri menyambut kedatangan Rasulullah ﷺ, Rasulullah pun tersenyum dan berkata: "Bukan kah aku sudah melarang?" Sayyiduna Hassan menjawab: "Aku heran, bagaimana mungkin seseorang tidak berdiri saat melihat keindahan ini?!".
Rasulullah ﷺ tersenyum dan tidak marah.

- Suatu hari Rasulullah ﷺ sibuk mendamaikan perseteruan antara Anshar di ujung Madinah. Waktu ashr tiba, adzan dikumandangkan, Rasulullah tidak juga datang.. Setelah lama menunggu, Sayyiduna Abu Bakr pun shalat menjadi imam.
Di raka'at pertama Rasulullah tiba dan maju ke shaf terdepan,

Para shahabat sibuk antara bertasbih dan menepuk tangan, Setelah mendengar banyaknya keributan, Sayyiduna Abu Bakr menoleh ke belakang dan melihat Sayyiduna Rasulullah ﷺ yang memberi tanda agar tetap di tempat Tapi Sayyiduna Abu Bakr tetap mundur.

Seusai shalat, Rasulullah menanyakan: "kenapa kamu tidak mengikuti perintahku untuk tetap di tempat?".
Sayyiduna Abu Bakr menjawab: " Bagaimana mungkin seorang anak Abu Quhafah (ayahnya) untuk mengimami Rasulullah?".
Rasulullah tidak marah..

- Pada shulh (perdamaian) Hudaibiyah, Sayyiduna Rasulullah ﷺ mengimlakan pada Sayyiduna Ali bin Abi Thalib untuk menuliskan: "Ini lah yang dijanjikan Muhammad Rasulullah". Kaum Quraisy protes dan berkata: " Seandainya kami mengakuimu sebagai Rasulullah lalu buat apa kami memerangimu, tulis Muhammad bin Abdullah?!".
Sayyiduna Rasulullah memerintahkan Sayyiduna Ali untuk menghapus tulisan "Rasulullah".
Tapi Sayyiduna Ali enggan..
Akhirnya Rasulullah sendiri lah yang menghapusnya.
Para shahabat Rasulullah ﷺ melakukan hal yang dilarang Karena perubahan keadaan dan istiadat.

Di masa Sayyiduna Ustman bin Affan para shahabat radhiyallahu 'anhum kaya raya, mereka pun membangun tempat tinggal bagaikan istana megah.
Maka Sayyiduna Utsman memerintahkan pembangunan masjid dengan bahan² bangunan sebagaimana mereka membangun rumah² mereka.

Padahal jelas ada nash melarang pembangunan masjid karena Rasulullah ﷺ ingin masjid dibangun sederhana tanpa membuat susah umat.

Ada yang protes, Sayyiduna Ustman pun menjawab: "Masa kalian tinggal di istana² sementara masjid Rasulullah ﷺ hancur?!".
Karena masjid yang layak adalah bangunan yang dimuliakan dan diagungkan oleh jiwa manusia, agar hati yang masuk damai dan tenang, bukannya merasa jijik  saat mesti sujud di tempat yang berdebu.

 Rasulullah ﷺ merayakan maulid beliau setiap hari senin dengan puasa, yang merupakan salah satu amal ketaatan.
Dan kita merayakannya setiap tahun dianggap mereka banyak, padahal tiap tahun itu sangat kurang..
 
Kita merayakan dengan ketaatan berupa: pujian pada Rasulullah ﷺ, shalawat dan salam, membangkitkan kecintaan pada Sayyiduna Rasulullah ﷺ agar kita punya hubungan kuat dan dewasa dengan Beliau ﷺ.

Perayaan maulid kita di zaman ini adalah wajib meskipun hukum asalnya mustahab (bagus/dianjurkan).
Karena Rasulullah ﷺ memerintahkan kita untuk berbeda dari kaum ahli bid'ah yang membenci Sayyiduna Rasulullah ﷺ.


Post a Comment for "MERAYAKAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW"