Dzikir Merupakan Terapi Relaksasi
Dzikir Merupakan Terapi Relaksasi
Zikir dapat
mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang, sebab aktivitas zikir mendorong
seseorang untuk mengingat, menyebut kembali hal-hal yang tersembunyi dalam
hatinya. Zikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan
menyembuhkan penyakit hanyalah Allah SWT. semata, sehingga zikir mampu memberi
sugesti penyembuhannya. Karena itulah maka Allah SWT. Menyerukan kepada
hamba-NYA agar bertanya kepada orang-orang ahl al-zikr jika tidak
mengetahui penyakit dan cara penyembuhannya (QS. Al-Nahl : 43). Melakukan zikir
sama nilainya dengan dengan terapi rileksasi (relaxation therapy), yaitu
suatu bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan pasien bagaimana cara
ia harus beristirahat dan bersantai-santai melalui pengurangan ketegangan atau
tekanan psikologis. Banyak dari kalangan psikologsufistik memiliki ketenangan
dan kedamaian jiwa yang luar biasa. Hidup bagi mereka terasa tanpa beban,
bahkan dengan musibah pun mereka dapat menikmatinya. Kunci utama keadaan jiwa
mereka itu adalah melakukan zikir. Firman Allah SWT., yang artinya :
“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS.
Al-Ra’d : 28)
Cara berzikir
dibagi dua macam;
Pertama, zikir
jahar,
yaitu zikir yang dikeraskan, baik melalui suara maupun gerakan. Zikir ini
dilakukan dalam waktu, jumlah, dan cara-cara tertentu. Fungsi zikir ini adalah
untuk menormalisasi kembali fungsi sistem jaringan saraf, sel-sel, dan semua
organ tubuh. Bagi aliran psiko-sufistik tertentu ada yang memiliki cara-cara
berzikir tersendiri, yang menurutnya, cara-cara yang dikembangkan itu memiliki
rahasia-rahasia (asrar) tersembunyi. Apabila cara-cara itu dilakukan maka dapat
menyembuhkan jenis penyakit tertentu pula. Misalnya dalam Tarikat
Naqsyabandiyah tedapat gerakan ujung lidah yang ditempelkanpada langit-langit
mulut sambil membaca lafal Allah Allah sebanyak 1000 kali secara sirri (dibaca
dalam hati). Atau dalam Tarikat Qadiriyah terdapat gerakan untuk mengucapkan kalimah la ilaha
illallah.
Ketika mengucapkan la ilaha (tiada tuhan) pAndangan mata dipusatkan ke kalbu di
dalam dada, lalu seakan-akan kalimat la ilaha yang berada di dalam kalbu itu
dibuang dengan menengok ke atas, kemudian diteruskan dengan mengucapkan
illallah (kecuali Allah) dengan kepala meghadap ke atas, lalu seakan-akan
kalimah illallah yang berada di luar dimasukkan ke dalam kalbu. Gerakan-gerakan
semacam itu dilakukan dengan penuh semangat dan berulang-ulang, sehingga mampu
mengaktifkan optimalisasi fungsi organ tubuh;
Kedua, zikir
sirr yang
diucapkan di dalam hati. Model zikir yang kedua ini memiliki banyak macamnya.
Dalam
psiko-sufistik, terdapat konsep lataif yang dikembangkan sebagai metode
berzikir dalam hati. Lataif adalah esensi yang lembut dan halus yang terdapat
dalam kalbu manusia. Agar ia tetap dalam fitrah asalnya (suci dan bersih) maka
diperlukan pemeliharaan melalui zikir dan perjuangan spiritual (mujahadah). Pengembangan
konsep lataif dalam psiko-sufistik ini sama halnya dengan Psikologi Fisiologis (physiological
psychology), yaitu cabang psikologi yang meminati interrelasi dari sistem
syaraf, reseptor, kelenjar endokrin, proses tingkah laku, dan proses mental.
Menurut Psiko-sufistik ini, manusia memiliki jisim halus (aspek psikis) yang berhubungan dengan jisim kasar (aspek fisik). Mereka membaginya dalam tujuh tingkatan, yaitu :
1. Latifah al-qalb, yaitu jisim halus yang berhubungan dengan jantung. Letaknya dua jari di bawah susu kiri. Di sinilah letak keimanan, keislaman, dan keihsanan serta letak kemusyrikan, kekafiran, ketakhayulan dan sifat-sifat iblis. Untuk mensucikannya perlu 5.000 kali membaca lafal “Allah”;
2. Latifah al-ruh, yaitu jisim halus yang berhubungan dengan rabu jasmani. Letaknya dua jari di bawah susu kanan. Di sini letak sifat-sifat binatang jinak (bahimiyah), seperti nafsu-nafsu impulsive, erotik, dan sebagainya. Untuk mensucikannya perlu 1.000 kali membaca lafal “Allah”;
3. Latifah al-sirr, yaitu jisim halus yang letaknya di atas susu kiri. Di sinilah tempat sifat binatang buas (subu’iyah), seperti sifat zalim, aniaya, pendendam dan pemarah. Untuk mensucikannya perlu 1.000 kali membaca lafal “Allah”;
4. Latifah al-khafiy, yaitu jisim halus yang letaknya di atas susu kanan dan dikendarai limpa jasmani. Di sinilah tempat sifat dengki, khianat dan sifat syaitaniyah lainnya. Untuk mensucikannya perlu 1.000 kali membaca lafal “Allah”;
5. Latifah al-akhfa, yaitu jisim halus yang letaknya di tengah dada yang berhubungan dengan empedu jasmani. Di sinilah letak sifat-sifat rabbaniyah seperti pamer, sombong, angkuh, dan sebagainya. Untuk mensucikannya perlu 1.000 kali membaca lafal “Allah”;
6. Latifah al-nafs al-Nathiqah, yaitu jisim halus yang terletak di antara dua kening. Di sinilah letak nafsu amarah yang mendorong perbuatan jahat, banyak khayal, dan panjang angan-angan. Untuk mensucikannya perlu 1.000 kali membaca lafal “Allah”;
7. Latifah kull al-jasad, yaitu jisim halus yang mengendarai seluruh tubuh jasmani. Di sinilah letak sifat jahil dan lupa. Untuk mensucikannya perlu 1.000 kali membaca lafal “Allah”
Sebagai
kesimpulan kelima terapi di atas adalah terapi dengan doa dan munajat. Doa
adalah harapan dan permohonan kepada Allah SWT. agar segala gangguan dan
penyakit jiwa yang dideritanya hilang. Allah SWT. Yang membuat penyakit dan Dia
pula yang memberikan kesembuhan (QS. Al-Syu’ara : 80). Doa dan munajah banyak
didapat dalam setiap ibadah, baik dalam shalat, puasa, haji, maupun dalam
beraktivitas sehari-hari.
Post a Comment for "Dzikir Merupakan Terapi Relaksasi"