BAGAIMANA IMAN KEPADA HARI AKHIR ?
BAGAIMANA IMAN KEPADA HARI AKHIR ?
Apabila kamu ditanya : "Bagaimana kamu beriman
kepada hari akhir?" maksudnya permulaan terjadinya hari akhir yang
ditandai dengan tiupan sangkakala Israfil yang pertama, dan kedua tiupan
menghidupkan kembali manusia yang sudah mati. Disebut hari akhir karena hari
itu merupakan hari terakhir kehidupan dunia. Juga disebut hari kiamat, karena
para manusia sama bangun dari kuburnya menunggu menghadap Tuhan semesta alam.
Jawabnya : "Bahwa Allah Ta'ala akan menghidupkan
seluruh makhluk yang bernyawa. Allah berfirman :
Artinya :
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati".
(Qs. Ali Imran : 185)
Kematian pasti ada batas waktunya yang telah ditetapkan
oleh Allah sejak zaman dahulu kala, sebagai batas kehidupan manusia. Maka tidak
ada manusia mati tanpa ajal (batas kematian), baik dia itu dibunuh orang atau
tidak. Sebagaimana Firman Allah Ta'ala :
Artinya :
"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan
dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya". (QS.
Ali Imran : 145)
Maksudnya setiap yang berjiwa itu akan mati dengan
ketetapan dan kehendak Allah, atau dengan izin-Nya kepada malaikat juru pati
untuk mencabut nyawanya. Jadi Allah telah menetapkan waktu tertentu atas
kematian, tidak dapat diajukan atau ditunda.
Sewaktu sengkakala atau terompet Israfil ditiup pada hari
kiamat, maka matilah seluruh manusia. Kecuali yang berada di surga dan neraka.
Kemudian Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati dengan
mengembalikan nyawa ke seluruh tubuh.
Orang yang telah mati dan dikuburkan, ruhnya kemudian
dikembalikan pada tubuh untuk menghadapi pertanyaan dua malaikat munkar dan
nakir. Setelah ditanya lalu ruh keluar dan Allah menyiksa orang yang
dikendaki-Nya. Allah menciptakan sifat kehidupan pada mayat lantaran bertemunya
ruh dengan tubuhnya bagaikan bertemunya sinar matahari pada bumi, agar mayat
merasakan sakitnya siksaan. Kemudian ruh merasa sakit bersama tubuhnya
sekalipun ruh berada di luar tubuh. Siksaaan orang kafir terus-menerus sampai
hari kiamat, sedangkan siksa orang mukmin dihentikan setiap hari jum'at dan
bulan ramadhan berkat kemuliaan Nabi Muhammad Saw. Jika seorang mukmin itu mati
pada haru jum'at atau malamnya maka siksanya hanya sekali, demikian juga
menghimpitnya kubur, kemudian terputus dan tidak kembali tersiksa lagi hingga
hari kiamat.
Allah menghidupkan seluruh makhluk-Nya setelah mengalami
kerusakan dengan mengembalikan ruh pada tubuhnya. Allah Ta'ala berFirman :
Artinya :
"Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang
yang telah mati".
(Qs. Al Baqarah : 73)
Cara Allah menghidupkan kembali para manusia pada hari
kiamat ditandai dengan tiupan sangkakala Israfil sesudah mereka dimatikan
semua. Jarak waktu antara kedua tiupan selama 40 tahun lamanya. Allah Ta'ala
berFirman :
Artinya :
"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang
di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya
masing-masing)". (QS. Az Zumar : 68)
Setelah Allah menghidupkan seluruh jin dan manusia,
malaikat dan syetan, kemudian dihalau tanpa alas kaki, tanpa pakaian dan dalam
keadaan kulup ke bumi mahsyar, yaitu bumi putih yang datar. Allah mengumpulkan
seluruh makhluk itu untuk dihadapkan, diperiksa amal perbuatannya dan diputusi
pada pengadilan Allah. Disebutkan dalam Firman-Nya :
Artinya :
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari
kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan
itu) hanya seberat biji Sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan
cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan". (Qs. Al Anbiya' : 47)
Sebagian mereka ada yang dihisab dengan hisab yang berat
di hadapan orang banyak, segala amalnya terbongkar untuk disaksikan. Itulah
orang yang diberikan kitab perbuatan amalnya pada hari kiamat yang telah
ditulis oleh malaikat hafadhah selama hidupnya dari belakang punggungnya.
Mereka adalah orang kafir dan munafik. Lalu tangan kanannya di belenggu pada
lehernya dan tangan kirinya ditempelkan pada belakang punggungnya untuk
menerima kitab perbuatan amalnya.
Diantara mereka ada orang yang tidak dihisab melaui
malaikat atau yang laian lanataran menutupi kejelekannya. Tetapi dihisab
langsung oleh Allah dan tidak dilihat oleh siapapun. Allah memperlihatkan
amalnya seraya mengatakan : "Inilah amalmu yang kamu perbuat sewaktu di
dunia Aku tutupi dan Aku ampuni!" dialah yang pada hari itu diberikan
kitab perbuatan amalnya dari mukanya, dia adalah orang yang mukmin yang ta'at.
Buku-buku catatan atau perbuatan amal sedudah manusia
mati ditempatkan di gudang yang berada di bawah "Arasyi. Apabila para
manusia sudah berada di tempat menunggu pengadilan Allah, maka Allah
menghembuskan angin yang keras dan menerbankan kitab (buku-buku) perbuatan
amal. Lalu setiap buku amal itu menempel pada leher-leher orang yang memiliki
amal, dan tidak menempel pada leher orang lain. Kemudian diambil oleh malaikat
dari masing-masing leher diberikan pada pemiliknya dan diterima dengan tangan
mereka.
Orang pertama kali menerima buku amal dengan tangan
kanannya adalah Umar bin Khatab ra. Bukunya bersinar bagaikan sinar matahari.
Sedangkan Abu Bakar As Shiddiq ra menjadi pemimpin 70 ribu orang yang masuk
surga tanpa hisab, mereka tidak mengambil buku amalnya. Penerima kitab amal
setelah Umar bin Khatab adalah Abu Salamah Abdullah Bin Abdul Asad Al Makhzumi.
Adapun orang yang pertama kali menerima buku amal dengan tangan kiri adalah
saudara Abdullah yaitu Al Aswa Bin Abdul Asad. Jika para manusia telah menerima
kitab amalnya, mereka dapat melihat huruf-huruf catatannya menjadi terang atau
gelap sesuai dengan amal kebaikan atau kejahatan.
Tulisan yang pertama kali terdapat pada kitab-kitab amal
adalah Firman Allah :
Artinya :
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu
ini sebagai penghisab terhadapmu". (Qs. Al Isra' : 14)
Jika seorang hamba membaca kitab amalnya, maka mukanya
menjadi putih berseri. Demikian jika dia seorang mukmin, tetapi jika dia
seornag kafir, maka mukanya hitam muram. Begitulah sebagaimana Firman Allah
Ta'ala :
Artinya :
"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri,
dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya
(kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena
itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.. Adapun orang-orang yang putih
berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di
dalamnya".
(Qs. Al Imran : 106-107)
Disebutkan dalam hadist, bahwa yang pertama dihisab oleh
Allah Ta'ala adalah Lauh Mahfudh. Andaikata Allah mengenakan akal, pendapat dan
ucapan pada Lauh Mahfudh lalu dipanggil, maka seketika itu gemetar anggota
seranya Allah berkata : "Apakah kamu telah mendatangkan apa yang tertulis
padamu kepada Israfil?" Lauh Mahfudh menjawab : "Benar, sudah".
Lalu Israfil dipanggil : "Wahai Israfil! "Israfil gemetar karena
takut kepada Allah.
Allah : "apa yang kamu lakukan atas pemberitaan
lauh?"
Israfil : "saya telah menyampaikan kepada
jibril".
Jibril lalu dipanggil seraya gemetar anggota tubunya.
Allah : "wahai jibril, apa yang kamu perbuat
sehubungan dengan pemberitaan israfil padamu?"
Jibril : "sudah saya sampaikan kepada para utusan
engkau : Kemudian para Rasul dipanggil.
Allah : "wahai para Rasul apa yang kalian pernbuat
sehuibungan dengan pemberiataan Jibril pada kalian".
Rasul : "sudah kami sampaikan kepada umat
manusia".
Kemudian para manusia ditanya Allah tentang : umurnya
dihabiskan untuk apa? Masa mudanya dirusakan untuk apa? Hartanya diperoleh dari
mana dan dipergunakan untuk apa? Dan ilmunya untuk apa? Demikian itu
sebagaimana Firman Allah Ta'ala berFirman :
Artinya :
"Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang
telah diutus Rasul-Rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai
(pula) Rasul-Rasul (Kami), maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka
(apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka),
dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka)". (Qs. Al A'far : 6-7)
Dan Firman Allah Ta'ala :
Artinya :
"Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka
semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu". (Qs. A Hijr :
92-93)
Kemudian Allah memasang timbangan amal. Semua mata
manusia terbelalak melihat buku amalnya, apakah jatuh pada tangan kanan atau
tangan kirinya. Kemudian memandang pada daun timbangan amal, apa condong pada
amal kejelekan atau kebaikan.
Selanjutnya Allah akan menghakimi para manusia dengan
seadil-adilnya. Amal yang pertama kali diperiksa di tempat menunggu pengadilan
adalah shalatnya, setelah itu berbagai macam tuduhan lainnya seperti membunuh
jiwa tanpa hak membunuh.
Mereka lalu dihalau menuju As Shirath, yaitu jembatan
yang dibentangkan di atas neraka menuju surga. Jembatan itu lebih lembut dari
pada rambut dan lebih tajam daripada pisau cukur. Orang yang selamat melintasi
jembatan itu seperti sekedip mata, ada yang secepat kilat, lalu ada yang
seperti burung terbang, ada yang serperti kuda, kemudian ada yang melintas
dengan berlari, berjalan kaki, kemudian ada yang merangkak, dan ngesot. Mereka
inilah yang merintih seraya berteriak bagaikan merasakankehancuran. Diantara
mereka ada orang yang menulis pada permulaan menginjakan kaki, yaitu orang yang
terakhir keluar dari neraka. Ada juga yang ditulis di akhir menginjkan kakiny,
yaitu orang yang paling dahulu keluar dari neraka. Terpautnya waktu melintasi
As Shirath tergantung dengan terpautnya amal-amal saleh dan dalam berpaling
dari segala larangan Allah ketika tergores di dalam hati.
Orang yang pertama kali datang di neraka adalah pembunuh
saudaranya sendiri Habil tanpa hak membunuh. Karena Qabil sebagai pencetus
tindak kejahatan pembunuhan, maka dialah manusia pertama kali masuk neraka.
Sedangkan Iblis adalah yang pertama kali masuk neraka dari golongan Jin.
Kemudian seluruh makhluk selain malaikat, jin dan manusia semuanya akan
berantakan mengalami kematian. Tapi ada seorang malaikat tidak akan mati
sebelum peniupan sangkakala yang dikehendaki Allah, yaitu malaikat pemikul
Arasy ada empat malaikat (Jibril, Mikail, Israfil, Dan Izrail). Mereka mati
setelah diperintahkan oleh Allah, dihidupkan kembali sebelum peniupan yang
kedua. Yang terakhir matinya adalah malaikat juru pati, sebagaimana disebutkan
As Syarqawi.
Orang fasik yaitu keluar dari perintah Allah dengan
melakukan dosa-dosa esar dan kecil, diman ketaatannya tidak daat mengalahkan
kemaksiatannya, mereka tidak kekal di neraka setelah pemeriksaan dosanya.
Karena dosanya tidak melepaskan imannya, kecuali kalau ia beritikad
menghalalkan maksiat dan perbuatan dosa besar dan kecil. Sebab iman itu menurut
ulama mazhab Al Asy'ari dan ahli tahqiq dari golongan pengikut mazhab Al
Maturidi hanya membenarkan apa yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Adapun
pengakuan dari orang yang dapat berikrar, hanyalah sebagai syarat melakukan
hukum-hukum keduniaan, yang diantaranya adalah wajibnya beritikad bahwa orang
fasik itu tidak kekal di neraka.
Jika iman itu adalah membenarkan, maka seorang hamba
tidak keluar dari sifat beriman, kecuali apabila ia melakukan sesuatu yang
meniadakan iman yaitu kufur dengan mengingkari kebenaran ajaran yang dibawa
oleh nabi Saw. Atau membangkan ketetapan syarat iman yaitu mengucapkan dua
kalimat syahadat. Orang-orang mukmin yang ahli maksiat juga tidak akan kekal di
neraka. Demikian pula syafa'at atau pertolongan itu tidak akan sampai kepada
orang-orang kafir. Allah Ta'ala berfirman :
Artinya :
"Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari
orang-orang yang memberikan syafa'at". (Qs. Al Mudatsir)
Post a Comment for "BAGAIMANA IMAN KEPADA HARI AKHIR ?"