Robiah Al-Bashriyah dan Hasan Al-Bashriy
Robiah Al-Bashriyah dan Hasan Al-Bashriy
Rabi’ah al Adawiyah adalah seorang penyair, dan salah satu sufi yang
terkenal dengan konsep mahabbahnya. Konsep tersebut yakni bertutur perihal cinta seorang hamba kepada Tuhannya tanpa syarat, yakni tanpa takut atas api siksa neraka maupun harapan ihwal kenikmatan surga, cinta yang murni tanpa balasan.
Ketika suami wali wanita Robiah Al-Bashriyah wafat, maka Hasan Al-Bashriy dan beberapa sahabatnya minta izin menemuinya, dan diizinkan. Rabiah memasang tirai dan duduklah ia di belakang tirai, kemudian hasan Al-Bashriy dan sahabat-sahabatnya berkata : "Suamimu telah wafat, pilihlah diantara kami ini ahli zuhud menjadi suamimu'.
Rabi'ah menjawab : "Dengan senang dan kehormatan". Tapi siapa diantaramu yang paling alim?"
Mereka menjawab : ''Hasan Al-Bashriy''
Rabi'ah berkata : "Kalau engkau dapat menjawab pertanyaanku yang empat buah ini, maka aku bersedia menjadi istrimu'
Hasan Al-Bashriy menjawab : ''Bertanyalah, semoga
Allah memberikan petunjuk aku untuk menjawabmu'.
Rabi'ah bertanya : "Andai kata aku mati, apakah aku keluar dari dunia sebagai orang islam atau kafir?".
Hasan al-Bashriy menjawab:" itu perkara ghoib''
Rabi'ah bertanya lagi :"Bagaimanakah pendapatmu, kalau aku diletakan dikuburku dan aku ditanya oleh malaikat munkar dan nakir, apakah aku pasti dapat menjawab atau tidak?''.
Hasan Al-Bashriy menjawab:"itu perkara yang ghoib "
Rabi'ah bertanya lagi : "Pada waktu manusia digiring di hari kiamat, catatan amal beterbangan, masing-masing ada yang menerimanya di tangan kanannya dan ada yang menerimanya di tangan kirinya. Apakah aku diberi catatan itu di tanganku kanan atau kiri?"
Hasan Al-Bashriy menjawab : "Itu juga perkara yang ghoib ".
Rabi'ah bertanya lagi : "Ketika manusia dipanggil pada hari kiamat, sebagian kesurga dan sebagian ke neraka. Apakah aku dipanggil ke surge atau keneraka?.''
Hasan Al-Bashriy menjawab : "itu juga perkara yang ghoib"
Rabi'ah berkata : "Apakah orang yang
sedang prihatin memikirkan empat perkara ini membutuhkan suami atau sempat memilih suami?".
Perhatikanlah Waliyullah ahli ibadah dan ahli zuhud ini. Betapa dia takut menghadapi akhir hayatnya. Hal ini tidak lain, hanyalah karena kejernihan hatinya dari kekotoran-kekotoran.
Seorang wanita yang salehah, bila terjadi kekeliruan terhadap suaminya, maka dia menyesal seketika, minta keridhoannya dan menangis tiap hari, karena takut akan siksa Allah.
Wanita itu akan berkata kepada suaminya yang sedang bersusah hati : "kalau kesusahanmu karena urusan akhirat, maka itu adalah baik sekali. Tapi jika kesusahanmu itu karena urusan dunia, maka aku sama sekali tidak membebani dengan hal-hal yang keluar kemampuanmu.
Post a Comment for "Robiah Al-Bashriyah dan Hasan Al-Bashriy"