Taubat dalam Sunnah Nabi SAW
Taubat dalam Sunnah Nabi SAW
Dalam sunnah Nabi
Saw, kita banyak menemukan hadits-hadits yang mengajak kita untuk bertaubat,
menjelaskan keutamaannya, dan mendorong untuk melakukannya dengan berbagai
cara. Hingga Rasulullah Saw bersabda:
"Wahai
sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah SWT, karena sesungguhnya aku
bertaubat kepada Allah SWT dalam satu hari sebanyak seratus kali". (Hadits
diriwayatkan oleh Muslim dari Al Aghar al Muzni.)
Aku cukupkan dengan
menyebut beberapa hadits yang disebutkan oleh hafizh al Mundziri dalam kitabnya
"at-Targhib wa Tarhib", dan aku sebutkan hadits-hadits yang paling
penting dari hadits-hadits itu dalam kitabku: "al Muntaqa min at Targhib
wa Tarhib".
Dari Abi Musa r.a.
diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya
Allah SWT membuka "tangan"-Nya pada malam hari untuk memberikan
ampunan kepada orang yang melakukan dosa pada siang hari, dan membuka
"tangan"-Nya pada siang hari, untuk memberikan ampunan kepada orang
yang melakukan dosa pada malam hari, (terus berlangsung demikian) hingga
(datang masanya) matahari terbit dari Barat (kiamat)". Hadits diriwayatkan
oleh an-Nasaai.
Dari Abi Hurairah
r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Jika
kalian melakukan dosa hingga dosa kalian sampai ke matahari, kemudian kalian
bertaubat, niscaya Allah SWT akan mengampuni kalian". Hadits diriwayatkan
oleh Ibnu Majah dengan sanad yang baik. (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dalam kitab Az Zuhd (4248), dan dalam kitab az Zawaid diterangkan: ini adalah
isnad hasan.).
Dari Jabir r.a. ia
berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Di
antara kebahagiaan manusia adalah, panjang usianya, dan Allah SWT memberikan
rezeki taubat kepadanya".
Hadits ini
diriwayatkan oleh Al Hakim. Dan ia berkata: isnad hadits ini sahih. (Penilaian
Al Hakim ini disetujui oleh Adz Dzahabi (4/240) dan Al Haitsami menyebutkan
sebagian hadits ini dan berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Al
Bazzar, dan sanadnya adalah hasan (10/203).).
Dari Abi Sa'id al
Khudri r.a. dari Nabi Saw beliau bersabda:
"Perumpamaan
orang mu'min dan iman adalah seperti kuda dalam kandang (ikatan) nya, ia
berjalan sebentar ke luar untuk kemudian kembali ke kandang (ikatan) nya . Dan
seorang mu'min dapat lalai dan melakukan kesalahan namun kemudian ia kembali
kepada keimanannya. Maka berikan makanan kalian kepada kaum yang bertakwa, dan
kaum mu'minin yang baik". Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam
sahihnya. (Yaitu dalam al Mawaarid (2451), dan diriwayatkan pula oleh Ahmad dan
Abu Ya'la seperti dikatakan oleh al Haitsami, dan para periwayatnya adalah
sahih, selain Abi Sulaiman al Laitsi, dan Abdullah bin al Walid at Tamimi,
keduanya adalah tsiqat (10/201).).
Dari Anas r.a. bahwa
Nabi Saw bersabda:
"Seluruh
anak Adam adalah cenderung berbuat salah, dan paling baik orang yang berbuat
salah adalah mereka yang bertaubat". Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi,
Ibnu Majah, dan Hakim. Seluruhnya dari riwayat Ali bin as'adah.(Ibnu Hajar
berkata tentangnya dalam kitab at Taqrib: ia Shaduq dan mempunyai sedikit kelemahan
(awham)).
Tirmizi berkata:
hadits ini gharib, kami hanya medapatkannya dari Ali bin Mas'adah dari Qatadah.
Al Hakim berkata: Isnadnya sahih. (Hadits riwayatkan oleh Tirmidzi dalam kitab
Shifaat al Qiyaamah (1, 25) dan Ibnu Majah dalam kitab az Zuhd (4252), dan al
Hakim (4/244). Adz Dzahabi berkata: Ali adalah layyin (agak lemah), dan Ibnu Al
Qaththan mendukung al Hakim seperti terdapat dalam kitab Al Faidh (5/17). Dan
dinilai hasan oleh Al Albani dalam kitab Sahih Jami' Shagir (5415).).
Dari Abi Hurairah
r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Seorang
hamba melakukan dosa, dan berdo'a: 'Ya Tuhanku, aku telah melakukan dosa maka
ampunilah aku'. Tuhannya berfirman: 'hamba-Ku mengetahui bahwa ia mempunyai
Tuhan yang akan mengampuni dan menghapus dosanya, maka Tuhan-pun
mengampuninya'. Kemudian waktu berjalan dan orang itu tetap seperti itu hingga
masa yang ditentukan Allah SWT, hingga orang itu kembali melakukan dosa yang
lain. Orang itupun kembali berdo'a: 'Ya Tuhanku, aku kembali melakukan dosa,
maka ampunilah dosaku'. Tuhan-nya berfirman: 'Hamba-Ku mengetahui bahwa dia
mempunyai Tuhan Yang mengampuni dan menghapus dosanya', maka Tuhan-pun
mengampuninya. Kemudian ia terus dalam keadaan demikian hingga masa yang
ditentukan Allah SWT, hingga akhirnya ia kembali melakukan dosa. Dan ia
berdo'a: 'Ya Tuhanku, aku telah melakukan dosa, maka ampunilah daku'. Tuhan-nya
berfirman: 'Hamba-Ku mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan Yang mengampuni dan
menghapus dosanya'. Maka Tuhannya berfirman: 'Aku telah berikan ampunan kepada
hamba-Ku, dan silahkan ia melakukan apa yang ia mau". Hadits diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim.
Redaksi: 'falya'mal
ma syaa' "silakan ia melakukan apa yang ia mau" maknanya adalah
--wallahu a'lam--: selama dia melakukan dosa dan beristighfar kemudian
diampuni, dan ia tidak melakukan dosa itu lagi. Dengan dalil redaksi:
"kemudian ia melakukan dosa lagi" maka ia dapat melakukannya lagi
jika itu merupakan perangainya, sesuai kemauannya. Karena ia, setiap kali ia
melakukan suatu dosa maka taubat dan istihgfarnya menjadi penghapus dosanya
itu, dan ia tidak mendapatkan celaka. Tidak karena ia melakukan suatu dosa,
kemudian ia beristighfar dari dosanya itu dengan tanpa berusaha membebaskan
dirinya dari kebiasan buruknya itu, karena itu adalah taubat orang yang suka
bohong.
Telah disebutkan
sebelumnya, Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya
seorang hamba, jika ia melakukan dosa maka terdapat bintik hitam dalam hatinya,
dan jika ia bertaubat dan meninggalkan perbuatan dosa itu serta beristighfar,
maka hatinya kembali dibersihkan".
Dari Ibnu Abbas r.a.
ia berkata: kaum Quraisy berkata kepada Rasulullah Saw: "Berdoalah kepada
Rabbmu agar bukit Shafa dijadikan emas bagi kami, dan jika ia telah berhahasil
menjadi emas, kami akan mengikutimu". Maka Rasulullah Saw berdoa kepada
Rabbnya dan Jibril a.s. datang dan berkata: "Rabbmu mengucapkan salam
kepada engkau. Dan berfirman kepada engkau: Jika engkau mau maka dapat Aku
jadikan emas bukit Shafa itu bagi mereka, namun jika kemudian dari mereka itu
(kaum kafir Quraisy) ada yang kafir, maka Aku akan azab dia dengan azab yang
tidak pernah aku timpakan kepada seorangpun di dunia. Dan jika engkau mau, Aku
buka bagi mereka pintu taubat dan rahmah". Rasulullah Saw bersabda:
"(aku ingin dibukakan) Pintu taubat dan rahmat saja". Hadits
diriwayatkan oleh Thabrani, dan para perawinya adalah sahih. (Dan sejenisnya
disebutkan oleh Al Haitsami (10/196) seperti diriwayatkan oleh Al Hakim. Dan ia
berkata: Isnadnya sahih, dan itu setujui oleh Adz Dzahabi (4/240).).
Dari Abdullah bin
Umar r.a. dari Nabi Saw bersabda:
"Sesungguhnya
Allah SWT akan menerima taubat seorang hamba selama nafasnya belum sampai di
tenggorokan (sakratul maut)".
Hadits diriwayatkan
oleh Ibnu Majah, dan Tirmizi. Ia berkata: hadits ini hasan. (Hadits
diriwayatkan oleh At Tizmidzi dalam kitab Ad Da'awat (3531) dan Ibnu Majah
dalam az Zuhd. Dan ia menjadikannya dari hadits Abdullah bin Amru. Seperti
diriwayatkan oleh al Hakim juga dan ia mensahihkannya, serta disetujui oleh adz
Dzahabi (4/257). Dan Al Haitsami menyebutkannya dalam kitab Majma' Zawaid
sebagian dari hadits itu dari salah seorang sahabat, dan ia berkata: Hadits ini
diriwaytkan oleh Ahmad dan para perawinya adalah sahih, selain Abdu Rahman (bin
al Bailamani) dia adalah tsiqat (10/197).).
Dari Abdullah bin
Mas'ud r.a. dari Nabi Saw bersabda:
"Orang
yang bertaubat dari dosa adalah seperti orang yang tidak berdosa". Hadits
diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dan Thabrani dan keduanya dari riwayat Abi
Ubaidah bin Abdullah bin Mas'ud dari bapaknya. Dan ia tidak mendengar darinya.
Dan para perawi Thabrani adalah sahih. (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Maad
dalam kitab Al Zuhd (4250) dan Ibnu Hajar menghukumkannya hasan, dengan melihat
hadits-hadits sejenis yang menguatkannya, seperti terdapat dalam kitab Al
Maqhashid, al Faidh, al Kasyf. Dan Al Albani mensahihkannya dalam kitab Sahih
Jami' Shaghir (3008).).
Dan hadits ini
diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Dunya, dan Baihaqi secara marfu' juga dari
hadits Ibnu Abbas. Dan ia menambahkan: "dan orang yang meminta ampunan
dari suatu dosa, sementara ia masih tetap melakukan dosa itu adalah seperti
orang yang mengejek Tuhannya". Tambahan ini diriwayatkan secara mauquf,
barangkali ia lebih mirip.
Dari Abdullah bin
Ma'qal ia berkata; Aku masuk bersama ayahku kepada Abdullah bin Mas'ud r.a. .
dan ayahku berkata kepadanya: Aku mendengar Nabi Saw bersabda: "Penyesalan
adalah taubat"? (Maksudnya, pokok yang paling utama dalam taubat adalah
penyesalan. Seperti terdapat dalam hadits "Hajji adalah Arafah". Maka
itu tidak menafikan keharusan adalah tekad dan meninggalkan perbuatan dosa itu
untuk mencapai taubat yang sempurna.)
Ia menjawab: benar.
Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim. Dan ia berkata: isnadnya sahih. (Disepakati
oleh Adz Dzahabi (4/243) dan Al Mundziri lupa untuk menisbahkannya kepada
Ahmad, seperti kami telah singgung. Syaikh Syakir berkata: Sanadnya sahih.
Seperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah juga 4252).).
Dari Abi Hurairah
r.a. dari Nabi Saw bersabda:
"Demi
Dzat Yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, jika kalian tidak berbuat dosa
niscaya Allah SWT akan membinasakan kalian dan mendatangkan suatu makhluk lain
yang berbuat dosa, sehingga mereka kemudian meminta ampun kepada Allah SWT dan
Allah SWT mengampuni mereka". (Karena di antara nama Allah SWT adalah
"Al Ghaffaar" --Maha Pemberi ampunan. Maka siapa yang akan memberikan
ampunan jika seluruh hamba-Nya adalah orang-orang yang tidak pernah melakukan
dosa?!! Maka orang yang telah melakukan dosa hendaknya tidak menjadi putus asa,
selama dosa yang ia lakukan itu adalah bukan dosa besar. Karena ampunan Allah
SWT lebih besar dari dosanya itu. Dan Allah SWT berfirman: "Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Penyampun lagi Maha Penyayang".
(QS. Az-Zumar: 53).). Hadits diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya.
Dari 'Imran bin
Hushain r.a. bahwa seorang wanita dari Juhainah datang kepada Rasulullah Saw,
dan wanita itu sedang hamil karena zina. Kemudian wanita itu berkata kepada
beliau: Wahai Rasulullah Saw aku telah melanggar had, maka jatuhkanlah kepada
saya hukumannya". Kemudian Nabi Saw memanggil keluarganya. Dan bersabda:
"Perlakukanlah
dia dengan baik, dan jika ia telah melahirkan maka bawalah dia kemari".
Keluarganya pun menjalankannya. Kemudian (setelah datang masanya) Rasulullah
Saw memerintahkan untuk menjatuhkan hukum atasnya, dan badannya diikat,
kemudian iapun dirajam. Setelah itu Rasulullah Saw menshalatkan jenazahnya.
Melihat itu Umar bertanya: Wahai Rasulullah Saw apakah baginda menshalatkannya
padahal ia telah berzina? Rasulullah Saw bersabda:
"Ia
telah melakukan taubat yang jika taubat itu dibagi-bagi bagi tujuh puluh
penduduk Madinah niscaya mencukupi mereka, dan apakah engkau dapati yang lebih
baik daripada orang yang datang menyerahkan dirinya kepada Allah SWT?".
Hadits diriwayatkan oleh Muslim.
Dari Abi Sa'id al
Khudri r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Pada
jaman sebelum kalian ada seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan
manusia, kemudian ia mencari manusia yang paling alim di muka bumi, dan ia pun
ditunjukkan kepada seorang rahib. Ia mendatangi rahib itu dan bertanya: bahwa
ia telah membunuh sembilan puluh sembilan manusia, maka apakah ia masih dapat
bertaubat?. Sang rahib menjawab: "tidak". Dan orang itupun membunuh
sang rahib, hingga ia melengkapi bilangan seratus orang yang telah ia bunuh.
Kemudian ia kembali menanyakan tentang orang yang paling alim di muka bumi, dan
ia pun ditunjukkan kepada seorang alim, dan ia bertanya: bahwa ia telah
membunuh seratus manusia, maka apakah ia dapat bertaubat? Orang alim itu
menjawab: "ya bisa, siapa yang menghalangi antaranya dengan taubat?
Pergilah engkau ke daerah ini dan ini, karena di sana ada manusia yang
menyembah Allah, maka beribadahlah bersama mereka, dan jangan kembali ke
negerimu lagi; karena ia adalah negeri yang buruk". Orang itu kemudian
berangkat menuju negeri yang ditunjukan itu hingga sampai di tengah perjalanan,
di sana malaikat maut mendatanginya dan mencabut nyawanya. Kemudian malaikat
rahmat dan malaikat azab bertengkar; malaikat rahmah berkata: Orang ini telah
berangkat untuk bertaubat kepada Allah SWT (oleh karena itu ia berhak
mendapatkan rahmah). Sedangkan malikat azab berkata: orang ini tidak pernah
melakukan kebaikan sedikitpun (oleh karena itu ia seharusnya diazab.
Selanjutnya, datang malaikat dalam bentuk seorang manusia, dan berkata kepada
keduanya: Ukurlah antara dua negeri itu (antara tempat asalnya dan tempat
tujuannya), tempat mana yang lebih dekat orang itu, maka orang itu dimasukkan
dalam kelompok itu. Malaikat pun mengukurnya dan mendapati orang itu lebih dekat
ke tempat yang ditujunya (tempat orang saleh), maka orag itupun dicabut oleh
malaikat rahmah".
Dalam satu riwayat:
"Maka
diketahui orang itu lebih dekat ke negeri yang saleh sekadar satu jengkal,
sehingga iapun dimasukkan dalam golongan orang saleh itu".
dalam riwayat lain:
"Allah
SWT memerintahkan kepada negeri yang buruk itu untuk menjauh dan kepada negeri
yang saleh untuk mendekat. Kemudian memerintahkan kepada malaikat: Ukurlah
antara keduanya, dan para malaikut mendapati orang itu lebih dekat ke negeri
yang saleh sekadar satu hasta, maka Allah SWT mengampuni orang itu".
Dalam riwayat
lainnya: Qatadah berkata: Hasan berkata: Diceritakan kepada kami bahwa ketika
beliau didatangi malaikat pencabut nyawa ia menyodorkan dadanya
kepadanya". Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah dengan
sejenisnya.
Dari Abi Hurairah
r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Allah
SWT berfirman: " Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku
akan bersamanya ketika ia berdzikir kepada-Ku, dan Allah SWT lebih senang
dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian yang menemukan kembali
perbekalannya di padang tandus. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta
maka Aku akan mendekat kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat
kepada-Ku satu lengan maka Aku akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia
menghadap kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan menemuinya dengan
berlari". Hadits diriwayatkan oleh Muslim, dan lafazhnya darinya, juga
Bukhari dengan lafazh yang sama.
Dari Syuraih --yaitu
Ibnu Harits-- ia berkata: Aku mendengar seorang laki-laki dari sahabat
Rasulullah Saw berkata: Rasulullah Saw bersabda:
"Allah
SWT berfirman: Wahai anak Adam, bangunlah kepada-Ku niscaya aku akan berjalan
kepadamu, dan berjalanlah kepada-Ku niscaya Aku datang kepadam dengan
berlari". hadits diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanadnya yang sahih. (Dan
al Haitsami berkata: Diriwayatkan oleh Ahmad dan para perawinya adalah sahih,
kecuali Syuraih bin Harits, ia adalah tsiqat (10/196, 197).).
Dari Anas bin Malik
r.a. ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: "Allah SWT lebih berbahagia
mendapati hamba-Nya bertaubat dari seorang yang tiba-tiba menemukan
kendaraannya kembali setelah hilang di padang pasir", hadits diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim. Keduanya juga meriwayatkannay dari Ibnu Mas'ud dengan
redaksi yang lebih luas dari itu. Dan akan disebutkan pada waktunya nanti.
Dari Abi Dzar r.a. ia
berkata; Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa
yang melakukan kebaikan pada masa usianya yang tersisa maka ia akan diampuni
akan dosa-dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang berbuat buruk pada masa
usianya yang tersisa maka ia akan dipertanyakan akan dosa yang telah lalu dan
dosa pada usianya yang tersisa". Hadits diriwayatkan oleh Thabrani denagn
sanad hasan. (Seperti itu pula al Haitsami berkata: (10/202).).
Dari 'Uqbah bin 'Amir
ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya
perumpamaan orang yang mengerjakan keburukan dan kemudian melakukan kebaikan
adalah seperti orang yang mengenakan pakaian besi yang telah menjepitnya,
kemudian ia melakukan kebaikan dan pakaian besi itupun membuka satu sisinya,
dan ketika ia melakukan kebaikan yang lain baju besi itupun makin mengendur
hingga akhirnya ia dapat keluar darinya". Hadits diriwayatkan oleh Ahmad,
dan Thabrani dengan dua sanad, dan salah satu sanadnya adalah sahih. (Dan al
Haitsami berkata: Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani. Dan satu sanad
Thabrani para perawinya adalah sahih (10/201, 202).).
Dari Abi Huraira r.a.
ia berkata: bahwa seorang laki-laki mencium seorang wanita, dalam riwayat lain
disebutkan: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw dan berkata: Wahai
Rasulullah Saw, aku mengobati seorang wanita di ujung kota, dan aku menyentuh
bagian dari tubuh yang seharusnya tidak perlu aku sentuh [dalam pengobatan]
(Perkataannya: "menyentuh bagian dari tubuh yang seharusnya tidak perlu
aku sentuh (dalam pengobatan)" maksudnya adalah melakukan perbuatan selain
bersetubuh.), saya mengakui perbuatan saya, maka berikanlah hukuman kepada saya
sesuai kehendak Rasulullah Saw". Umar berkata: Allah SWT akan menutupi
perbuatanmu jika kamu menutupinya. Ia berkata: Dan Nabi Saw tidak mengatakan
apa-apa kepadanya. Kemudian orang itu bangkit dan berjalan. Dan kemudian
Rasulullah Saw mengutus seseorang untuk memanggilnya kembali dan membacakan
ayat ini:
"Dan
dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat" (QS. Hud: 114.).
Seorang laki-laki
dari yang hadir berkata: Wahai Nabi Allah, apakah itu hanya khusus baginya?
Rasulullah Saw bersabda: "Namun bagi seluruh manusia". Hadits
diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya.
Dari Abi Thawil Syathbul Mamdud bahwa ia mendatangi Nabi Saw dan bertanya: Apakah orang yang telah melakukan segala dosa seluruhnya, dan tidak ada suatu dosa apapun yang tidak pernah dilewatkannya, baik dosa yang kecil maupun yang besar telah ia lakukan, apakah ia masih terbuka taubat baginya?" Rasulullah Saw bersabda: "Apakah engkau telah masuk Islam?". sedangkan saya, maka aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa engkau adalah Rasulullah Saw". Rasulullah Saw bersabda: " Lakukanlah kebaikan, dan tinggalkanlah seluruh keburukan, niscaya Allah SWT akan menjadikan itu semua sebagai kebaikan". Orang itu kembali bertanya: "Apakah itu termasuk dengan perbuatan-perbuatan burukku yang lalu?". Rasulullah Saw menjawab: "Ya". Orang itu mengucapkan: Allah Akbar!, dan ia terus bertakbir (sambil berjalan) hingga tubuhnya tidak terlihat oleh kami. Hadits diriwayatkan oleh Al Bazzar, dan Thabrani, dan lafazh hadits itu adalah riwayatnya. Dan isnadnya adalah jayyid dan kuat. (Al Haitsami berkata: (10/202) hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dan Al Bazzar dengan riwayat yang sama. Dan para perawi Bazzar adalah sahih, selain Muhammad bi Harun Abi Nasyith, dia adalah tsiqat.).
Post a Comment for "Taubat dalam Sunnah Nabi SAW"