Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

APAKAH BERDZIKIR SAMBIL MATA TERPEJAM TANPA GERAK BIBIR SAMA SEKALI ITU TERMASUK DZIKIR YANG ADA NILAINYA

APAKAH BERDZIKIR SAMBIL MATA TERPEJAM TANPA GERAK BIBIR SAMA SEKALI ITU TERMASUK DZIKIR YANG ADA NILAINYA

Dalam setiap perbuatan yang kita lakukan pasti selalu berfikir ataupun mengingat terlebih dahulu bagaimana kita melakukan pekerjaan kita itu dengan baik, supaya hasilnya juga baik.

Dzikir berarti  mengingat alloh dalam keadaan bagaimanapun, tapi adaklanya kita berdzkir ketika dalam tempat yang tepat dan waktu yang tepat pula. Bagaimana kalau kita berdzikir dalam keadan ngantuk mata tertutup dan lisan tidak bergerak tapi hati kita berdzikir kepada Alloh ? apakah ada nilainya atau tidak? Atau sama sekali tidak menjadikan diri kita sebagi sebagian dari orang –orang yang selalu berdzikir kepada Alloh ?

 Alloh Subhanahu wa Ta'ala memuji Ulul Albab (orang-orang yang berhati mulia) yang selalu berdzikir dalam keadaan bagaimana pun juga, mereka adalah:


الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.

(Qs. Ali-Imran/3:191)
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ

Dari 'Aisyah Radliyallahu 'Anha, ia berkata, "Adalah Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam selalu berdzikir pada setiap keadaannya." (HR. Muslim. al-Buhariy menyebutnya secara ta'liq)

Agar menjadi Ulul Albab dan dalam rangka mengikuti sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, maka kita dianjurkan untuk selalu berdzikir dalam segala hal. Pada prakteknya dan caranya tidak ditentukan, yang jelas saat masuk jamban, selesai qadla hajat, dan saat bersebadan dengan istri pun dianjurkan berdzikir dan berdo'a memohon kebaikan dan berlindung dari kejelekan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa saat qadla hajat Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menghentikan dzikir dengan ucapan, sebab itu saat keluar dari jamban beliau mengucapkan "GUFRAANAKA (Ampunan-Mu yang kami harapkan)"

Mengingat Alloh itu harus setiap saat, baik dalam hati atau dengan suara rendah, firman Alloh,


وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ

Ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang, dengan tidak mengeraskan suara, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.

(Qs. al-A'raf/7:205)

Dalam hadits qudsy yang diriwayatkan Imam ahmad, al-Bukhariy, Muslim, at-Tirmidziy, dan Ibnu Majah diungkapkan macam-macam dzikir:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِى وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْته فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلاَءٍ ذَكَرْته فِي مَلاَءٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَغِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْت إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْت إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْته هَرْوَلَةً. (رواه البخاري)

Sabda Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Alloh Azza wa Jalla berfirman, "Aku ada pada sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku menyertainya saat ia mengingat-Ku dalam dirinya (hatinya), Aku mengingatnya pada diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam kelompok, Aku mengingatnya dalam kelompok lebih baik dari mereka. jika ia mendekati-Ku satu jengkal, Aku mendekatinya satu hasta. Jika ia mendekati-Ku satu hasta, Aku mendekatinya satu depa. Jika ia mendekati-Ku dengan berjalan, Aku mendekatinya dengan bergegas." (HR. al-Bukhariy)

Hadits ini menekankan penghargaan Alloh bagi hamba-hamba-Nya yang berdzikir, walaupun dzikirnya hanya sekilas dalam hati tanpa menggerakkan bibir dan lisan. Ingatlah Alloh tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beriman sekalipun hanya mengakui nikmat-Nya.

وَأَنَّ اللَّهَ لا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ

"...dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman." (Qs. Ali-Imran/3:171)

Dalam hadits qudsiy Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَقُولُ اَللَّهُ -تَعَالَى-: أَنَا مَعَ عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ ) أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ وَذَكَرَهُ اَلْبُخَارِيُّ تَعْلِيقًا

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: Aku selalu bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak menyebut-Ku." (Riwayat Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan mu'allaq menurut Bukhari.)

Ibnu Abi Hamzah mengomentari hadits ini dalam subulussalam,

وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَمْزَةَ : ... يُحْتَمَلُ أَنْ يُرَادَ الذِّكْرُ بِالْقَلْبِ أَوْ بِاللِّسَانِ أَوْ بِهِمَا مَعًا، أَوْ بِإِمْثَالِ اْلأَمْرِ وَاجْتِنَابِ النَّهْيِ

Dan berkata Ibnu Abi Hamjah: "...Hadits ini menerangkan bahwa yang dimaksud dzikir itu bisa dengan hati, atau lisan, atau dengan kedua-duanya secara bersamaan, atau dengan melaksanakan perintah Alloh atau menjauhi larangan-Nya."

Sekecil apapun amal baik maupun jelek tidak akan luput dari catatan Alloh. Nanti amal-amal itu akan diperlihatkan kepada pelakunya, Firman-Nya dalam Qs. al-Zalzalah/99:7-8

,
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ

7.  Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.
8.  Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.


Post a Comment for "APAKAH BERDZIKIR SAMBIL MATA TERPEJAM TANPA GERAK BIBIR SAMA SEKALI ITU TERMASUK DZIKIR YANG ADA NILAINYA"