A. Mengagungkan ilmu
Penting untuk diketahui, Seorang pelajar/orang yang sedang mencari
ilmu tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, kecuali jika mau mengagungkan ilmu itu sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya.
dalam suatu syair dikatakan : "Dapatnya orang mencapai sesuatu hanya karena mengagungkan sesuatu itu, dan gagalnya pula karena tidak mau mengagungkannya. "Tidaklah anda ketahui , manusia tidak menjadi kafir karena maksiatnya, tapi jadi kafir lantaran tidak mengagungkan Allah
maka kita sebagai orang yang masih mencari ilmu, tentulah harus mengagungkan ilmu dan jangan samapi meremehkannya, supaya ilmu yang kita peroleh berkah dan bermanfaat
B. Mengagungkan Guru
Termasuk arti mengagungkan ilmu, yaitu menghormati pada sang guru. jangan hanya menghormati ilmunya saja tapi kita harus menghormati ahli ilmi ,,,seperti yang dikatakan oleh sayyidina Ali :
قال على رضى الله عنه: أنا عبد من علمنى حرفا واحدا، إن شاء باع، وإن شاء استرق.
"Sayalah menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, di merdekakan ataupun tetap menjadi hambanya."
Dalam masalah ini saya kemukakan Syi'irnya:
- Keyakinanku tentang haq guru, hak paling hak adalah itu
Paling wajib di pelihara, oleh muslim seluruhnya
demi memulyakan, pemberian berhak di berikan
seharga dirham seribu, tuk mengajar satu huruf
Memang benar, orang yang mengajarmu satu huruf ilmu yang diperlukan dalam urusan agamamu, adalah bapak dalam kehidupan agamamu.
Guru kita Syaikhul Imam Sadiduddin Asy-Syairaziy berkata : Guru-guru kami berucap : "bagi orang yang ingin putranya alim, hendaklah suka memelihara, memulyakan, mengagungkan, dan memberikan hadiah kepada kaum ahli agama yang tengah dalam pengembaraan ilmiyahnya. Kalau toh ternyata bukan putranya yang alim, maka cucunyalah nanti."
maka setiap kita memberikan sesuatu kepada sang
guru, in sya alloh kalau kita memberikannya dengan ikhlas akan berkah ilmunya
Termasuk arti menghormati guru, yaitu jangan berjalan di depannya, duduk di tempatnya, memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya, berbicara macam-macam darinya, dan menanyakan hal-hal yang membosankannya, cukuplah dengan sabar menanti diluar hingga ia sendiri yang keluar dari rumah.
Pada pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang membuatnya dia senang , menjauhkan amarahnya dan menjungjung tinggi perintahnya yang tidak bertentangan dengan agama, sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam melakukan perbuatan durhak kepada Allah Maha Pencipta. Termasuk arti menghormati guru pula, yaitu menghormati putera dan semua oarang yang bersangkut paut dengannya.
Di sini Guru kita Syaikhul Islam Burhanuiddin Shahibul Hidayah pernah bercerita bahwa ada seorang imam besar di Bochara, pada suatu ketika sedang asyiknya di tenmgah majlis belajar ia sering berdiri lalu duduk kembali. Setelah ditanyai kenapa demikian, lalu jawabnya : ada seorang putra guruku yang sedang main-main dihalaman rumah dengan teman-temannya, bila saya melihatnya sayapun berdiri demi menghormati guruku.
Qodli Imam Fakhruddin Al-Arsyabandiy yang menjabat kepala para imam di marwa lagi pula sangat di hormati sultan itu berkata : "Saya bisa menduduki derajat ini, hanyalah berkah saya menghormati guruku. Saya menjadi tukang masak makanan beliau, yaitu beliau Abi Yazid Ad-Dabbusiy, sedang kami tidak turut memakannya."
Syaikhul Imamil Ajall Syaikhul Aimmah Al-Khulwaniy, karena suatu peristiwa yang menimpa dirinya, maka berpindah untuk beberapa lama, dari Bochara kesuatu pedesaan. Semua muridnya berziarah kesana kecuali satu orang saja, yaitu syaikhul imam Al-qadli Abu Bakar Az-Zarnujiy. Setelah suatu saat bisa bertemu, beliau bertanya: "kenapa engkau tidak menjengukku? Jawabnya : "Maaf tuan, saya sibuk merawat ibuku" beliau berkata: "Engkau dianugrahi panjang usia, tetapi tidak mndapat anugrah buah manis belajar." Lalu kenyataanya seperti itu, hingga sebagian banyak waktu Az-Zarnujiy digunakan tinggal di pedesaan yang membuatnya kesulitan belajar.
Barang siapa melukai hati sang gurunya, berkah ilmunya tertutup dan hanya sedikit kemamfaatannya.
إن الـمـعلم والطـبيب كـلاهـما! لا ينصحـان إذا هـما لم يكــرما
فاصبر لدائك إن جفوت طبيبه! واقنع بجهلك إن جفوت معلما
- Sungguh, dokter dan guru
Tak akan memberi nasehat, bila tak di hormat
- terimalah penyakitmu, bila kau acuh doktermu
dan terimalah bodohmu, bila kau tentang sang guru
guru adalah dokter batinnmu dan dokter adalah dokter lahirmu.
maka harus seimbang antara ilmu batin dan dohir
Post a Comment for "CARA SUPAYA ILMU YANG KITA DAPATKAN ITU BERKAH DAN BERMANFAAT"